Episode 23: Pesan Tak Terduga, FAKTOR X

Bandung, 2012

Ya kuliah lama-lama sumpek juga ya, tapi sumpeknya bukan karena aku males dan ga suka belajar. Mungkin bisa dibilang sumpek karena dah lama ga futsal, dah lama ga berolahraga, dah lama ga main ke mall, dah lama ga merasakan canda tawa dan nongski nongski di cafe atau restaurant. Pertanyaan, “Lho emang sama temen kuliah ga suka hangout? Ga suka olahraga? Sampe bisa sumpek gitu.” Jawabannya IYA!

Temen-temen kuliah ku itu suka banget main game online, bahkan aku jadi kecanduan main game online berkat mereka, jarang banget buat main keluar atau makan-makan di luar rumah. Selain itu, mereka juga ga terlalu suka berolahraga, kebanyakan dari mereka waktu aku ajak main futsal pertama kali sama temen-temen kuliah, rata-rata belum juga 1 jam udah pada kecapean gila. Keliatan banget mereka kurang olahraga.

Semakin lama aku semakin terpengaruh dan aku lebih banyak duduk di depan komputer untuk bermain game online dan internet-an, aku telah berubah menjadi seseorang yang suka duduk berlama-lama untuk bermain game hahaha.

PELAKSANAAN UJIAN DI KAMPUS

Aku lupa apakah itu UTS atau UAS, yang jelas itu ujian, aku inget banget kalau pada saat itu aku sedang melaksanakan ujian kuliah. Kebetulan pada suatu hari aku sedang melaksanakan 2 kali ujian, ujian pertama pagi-pagi jam 9, ujian kedua jam setengah 3. Setelah itu, daripada pulang ke rumah masing-masing menunggu ujian yang kedua, lebih baik aku nongkrong-nongkrong di cafetaria kampus bersama teman-teman sejurusan.

Aku ga takut, ga tegang, bahkan ga panik menghadapi ujian kuliah, aku begitu tenang dan masih bisa bercanda dengan teman-teman kuliah di cafetaria. Tepat pada jam makan siang, tiba-tiba ada sebuah pesan di smartphone ku, SMS itu bertuliskan “Ayo kita kumpul sama temen-temen yang lain, yg bisa aja, dateng biasa ke kontrakan aku tapi agak sorean.” WHAT THE… WHO IS THIS! Dilihat dari nomornya, bukanlah nomor Indonesia, tapi aku pikir karena nomor itu bukan nomor Indonesia, apakah itu nomor operator yang nyasar? HAHA! Ga mungkin juga deh karena ngmongin kontrakan. Di ingat-ingat, teman yang tinggal di kontrakan hanyalah Ilyas. LHOOOO!!! BERARTI … DIA!!

Aku hanya membalas pesan, “Ini Ilyas?” dan dia menjawab, “Iya, ayo kita kumpul, aku cuman bentar di Bandung.” AKU TERKEJUT DAN WOY LU KEMANA AJA!!! Mataku terbuka lebar, sore jam berapa nih? Ya jelas aku pasti dateng! Eh aku baru ingat kalau sore aku ada UJIAN! Ya ampun, gimana ini. Bisa sih kalau mau dateng telat tapi jam 5 atau setengah 6, tapi kan rugi kalau telat apalagi Ilyas cuman bentar di Bandung.

UJIAN DI SORE HARI

Menjelang ujian, aku benar-benar ga bisa tenang tiba-tiba hahaha, aku ingin segera menyelesaikan semua soal-soal ujian dan aku pergi keluar untuk berangkat ke kontrakannya. Teman-teman kampusku merasa aku kali ini lebih fokus dan pengen cepet-cepet pulang, dikirain ada sesuatu yang buruk, padahal sih niatnya pengen ketemu sahabat Deotrix.

Aku masuk ke dalam ruangan yang luas, ya bisa dibilang 2-3 kali lipatnya lapangan futsal, karena ujian kali ini ujian dengan mata kuliah umum, sehingga jurusanku digabungkan dengan jurusan lain juga. Wajar kalau ruangannya luas karena berisi banyak mahasiswa, sebenarnya ada ruangan yang lain yang luasnya sama. Aku duduk dibagian paling kiri, dan duduk dibarisan keempat terakhir dari belakang. Di depan ku agak jauh terdapat sebuah jam dinding, tepat sekali di depan walaupun jauh dan terlalu tinggi di atas.

Beberapa temen kampus malah ada yang mengatakan pada ku, “Jangan cepet-cepet pulang ih, nanti kita ga bisa nyontek.” HAHAHA, aduh kocak, tapi ya mau gimana lagi, aku juga ga bisa bantu banyak karena dikejar waktu. Karena luas dan banyak mahasiswanya, ya pastinya lembar jawaban dan lembar soal pun dibagikan agak lama, huft. Aku tenang aku tetap tenang, semoga aku bisa menyelesaikan soal-soal ujian ini dan langsung pergi.

Ada banyak dosen pengawas disana, dan 1 dosen mengatakan, “Jika kalian sudah selesai boleh ke depan dan dipersilakan keluar dari ruangan.” WOKAAYYY! Melihat lembar soal, disitu terdapat tulisan, “Waktu pekerjaan selama 2 jam.” HAHAHA! Siaplah! Tak disangka, soal-soal yang aku kerjakan, aku kerjakan dengan santai dan teliti, kurang dari 45 menit aku sudah menyelesaikan soal-soal ujian tersebut. Aku agak sedikit malu jika maju sendirian, jadi aku nunggu ada seseorang yang ke depan duluan. Eh ternyata ga begitu lama, ada juga orang yang mengerjakannya dengan cepat, oke ini kesempatan aku juga maju ke depan dan bisa keluar dari ruangan. Memang agak canggung karena masih banyak orang yang mengerjakan soal-soal ujian, mereka hanya memerhatikan orang-orang yang sudah selesai dengan tatapan yang tak biasa.

Menuju pintu ruangan dengan perlahan, setelah keluar ruangan aku berlari. Aku terus berlari kencang menuju parkiran untuk mengambil motorku. AAHHH BENSIN HABIS! Sial, aku bergegas menggunakan bensin seadanya dan segera mengisi bensin.

SAMPAI DI KONTRAKAN

PIIIPPP PIIIPPP … suara klakson ku berbunyi tepat di depan kontrakan Ilyas. KOK GA ADA ORANG SIH AH! Aku turun dari motor dan tiba-tiba ada orang yang memeluk ku dari belakang, TAADAAAAA!!! ILYAAAAAAAAAAAAAAASSSS!!!! KEMANA AJA LU AH! Lama ga ada kabar, akhirnya muncul juga. Memang masih agak sedih ketika mendengarkan kabar kalau Ilyas ga kuliah, bahkan ga masuk PTN, padahal teman-teman udah yakin banget dia masuk PTN, tapi kalau takdirnya ngga ya udah deh.

Yang hadir ga cuman aku, ada beberapa teman-teman yang juga hadir ke kontrakan Ilyas, teman-teman perempuan pun beberapa sedang memasak di dapur. Kami duduk-duduk di ruang tamu dan Ilyas menjelaskan semuanya, memang perjuangannya ga mudah pada saat mencari kuliah, tapi ternyata ada FAKTOR X (sebuah rezeki yang di luar ekspektasi manusia, atau sederhananya rezeki yang datang tak terduga) dari hasil yang Ilyas kerjakan selama di SMA, kami mengenal Ilyas sebagai teman yang suka mengajar dan bersosialisasi banget sama guru-guru, ga diragukan lagi, meskipun cukup mengejutkan ketika Ilyas menghilang dan tidak mendapatkan kuliah, tapi ternyata jawaban dari FAKTOR X tersebut adalah Ilyas kuliah di Malaysia.

Apa yang kita usahakan di masa lalu, ada jawaban di masa depan, takdir tau mana yang terbaik untuk kita semua sebagai manusia, jadi teruslah bersabar, berusaha, dan bersyukur. Wajar saja jika nomor yang masuk ke pesanku itu adalah nomor Malaysia.

dxeepp23-1dxeepp23-2dxeepp23-3dxeepp23-4dxeepp23-5dxeepp23-6dxeepp23-7dxeepp23-8dxeepp23-9dxeepp23-10dxeepp23-11dxeepp23-12dxeepp23-13dxeepp23-14dxeepp23-15dxeepp23-16

Banyak nih yang hadir, walaupun beberapa orang telat hadirnya, ada yang dateng jam 6 bahkan jam 7 malam karena kehujanan, kondisi pada saat itu memang sedang hujan. Ilyas akan coba sering-sering datang ke Bandung pada saat sedang liburan, lho kok aku dan temen-temen lagi ujian, Ilyas udah di Indonesia? Udah ada di Bandung? Ya ternyata jadwalnya Ilyas di Malaysia lebih cepat, jadi kalau Ilyas udah masuk ke hari libur, di Indonesia, kami baru melaksanakan ujian semester. Nah, aku masih ada ujian terakhir untuk besok, sangat disayangkan kalau aku pulang begitu saja, jadi aku berencana menginap di kontrakan Ilyas dengan Rifa.

Setelah semuanya pulang, aku juga ikut pulang ke rumah untuk mengemas barang-barangku untuk ujian besok. Untungnya jarak kontrakan Ilyas dengan kampusku ga begitu jauh, bahkan lebih dekat jaraknya dibandingkan jarak dari rumah ku sendiri.

Di jalan, aku malah ketemu Wangi dan Dira yang sedang menuju perjalanan pulang juga naik motor hahaha, kebetulan ketemu. Sesampai di kontrakan Ilyas lagi, aku dengan Rifa dan Ilyas memang berbicang-bincang banyak, ya kangenlah pasti ya. Hanya saja, Ilyas dan Rifa ada acara malam yang harus dihadiri, aku ga ikut karena aku ga di undang *sedih banget*, ga sih ga apa-apa, aku milih sendirian di kontrakan Ilyas untuk belajar buat ujian besok.

Memang cukup lama mereka pergi, aku pun hanya berbaring di sofa sambil belajar, kadang main game di laptop Ilyas. Pada saat Rifa dan Ilyas pulang, WAAAAAAHH, mereka membawakan ku pisang keju coklat dengan susu kental manis, lalu ada beberapa snack dan juga minuman cola, aduh makasih banyak haha, Ilyas bilang, “Kita bawain cemilan buat kamu, biar enak juga belajarnya, kasian di tinggal sendirian haha.” Rencananya sebelum pulang besok, Ilyas mengajak teman-teman cowok yang lain untuk bermain futsal dan banyak yang pengen hadir juga sih.

SEBELUM PERPISAHAN LAGI

Di kampus aku segera menyelesaikan ujian semester ku, kali ini aku tidak terburu-buru walaupun sedikit terlambat karena sudah di pesan lapangannya tepat pada saat aku selesai ujian. Walaupun terlambat setengah jam, aku masih bisa bermain futsal dan menikmati hiburan ini bersama teman-teman yang lain, huft dah lama ga futsal jadi gampang capek. Setelah itu, kami berpisah, khusus aku, Rifa, Ilyas, dan Ali, kami berangkat bersama-sama berhenti di satu tempat untuk mengucapkan perpisahan.

Aku dan Ali langsung pergi ke rumah masing-masing, sedangkan Rifa mengantarkan Ilyas ke travel untuk memesan tiket. Aku ga tau apa yang terjadi, tapi Rifa pernah cerita, “Waktu aku nganterin Ilyas pulang ke travel, ga kuat liat Ilyas pergi, rasanya pengen nangis, cuman bentar di Bandung.” Aduh Rifa bisa juga ya kaya gitu hahahaha. Ya, suatu saat nanti kita bisa reuni lagi kok, lebih banyak dan lebih menyenangkan.

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑